Yayasan Bina Lentera Insan (YBLI) melalui unit pendidikannya, Lentera Institute Indonesia, melakukan diskusi strategis dengan Prof. Stella Christie, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek), dalam rangka membahas peningkatan kolaborasi riset antara dunia akademik dan dunia industri. Pertemuan ini dilaksanakan Kamis (19 Juni 2025) secara hybrid, bertempat di Gedung D Kemendikti Saintek lantai 10 dan juga diikuti secara daring melalui platform Zoom.
Dalam pertemuan tersebut, Prof. Stella didampingi oleh Dr. Karlisa Priandana, S.T., M.Eng., Plt. Direktur Bina Talenta, Direktorat Jenderal Ristek Dikti Sains dan Teknologi. Keduanya menyambut baik inisiatif Lentera Institute dalam mendorong sinergi riset lintas sektor dan memperkuat ekosistem inovasi nasional.
YBLI bekerjasama dengan Persaudaraan Wanita Tionghoa Indonesia (Perwanti), memperkenalkan program bertajuk BRIDGE4INNOVATION, sebuah inisiatif yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan antara hasil riset akademik dan kebutuhan dunia usaha. Program ini menempatkan Lentera Institute sebagai intermediary institution yang memfasilitasi kolaborasi pentahelix — pemerintah, akademisi, industri, masyarakat, dan organisasi masyarakat sipil — untuk mempercepat hilirisasi inovasi dan pengabdian masyarakat berbasis riset.
Dalam paparannya, YBLI mengangkat data dari Global Innovation Index (GII) 2023, yang menunjukkan posisi Indonesia di peringkat 75 dari 132 negara. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya belanja nasional untuk penelitian dan pengembangan (GERD). BRIDGE4INNOVATION hadir sebagai solusi untuk mengatasi tantangan tersebut, melalui fasilitasi pendanaan riset, integrasi program pengabdian masyarakat, serta pendampingan teknis untuk pemanfaatan insentif seperti super deduction tax bagi industri yang berkolaborasi dalam litbang.
Contoh praktik baik dari luar negeri seperti UnternehmerTUM di Jerman dan SETsquared di Inggris turut disampaikan sebagai inspirasi bagaimana kolaborasi universitas dan industri dapat mendorong terciptanya produk dan layanan inovatif yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Yayasan Bina Lentera Insan berharap diskusi ini menjadi langkah awal menuju pengakuan resmi Lentera Institute sebagai bagian dari ekosistem inovasi nasional, sekaligus membuka peluang kerja sama lebih lanjut dengan Kemendikti Saintek dalam membangun sistem riset dan inovasi yang inklusif, aplikatif, dan berdampak.




